Rabu, 27 April 2011

Sejarah dan Perkembangan Lomografi



Lomografi adalah sebuah bagian dari fotografi, fotografi menggunakan sebuah kamera khusus yang disebut dengan kamera LOMO. LOMO adalah singkatan dari Leningradskoye Optiko-Mechanichesckoye Obyedinenie (Leningrad Optical Mechanical Amalgamation) merupakan sebuah pabrik lensa yang berada di St.Petersburg, Rusia; yang memproduksi lensa untuk alat-alat kesehatan (seperti untuk lensa mikroskop), alat-alat persenjataan, dan lensa kamera. Meski lahir di Rusia, perkembangan kamera Lomo jauh lebih pesat di Austria. Di Austria perkembangan Lomografi sangatlah pesat karena lomografi merupakan suatu trademark komersil untuk produk-produk yang berkaitan dengan fotografi yaitu Lomographische AG. Lomografi dapat kita sebut dengan seni kreasi murni karena kita dapat memotret suatu obyek dengan kamera manual yang apa adanya. Meskipun alat ini masih tergolong berteknologi sederhana, namun kita dapat menghasilkan foto yang unik dan berbeda dari foto pada umumnya.
Sejarahnya
Pada awalnya Michail Panfilowitsch Panfiloff, salah satu tokoh terpenting dalam LOMO Russian Arms and Optical, pabrik senjata dan alat-alat optik Uni Soviet, sebenernya kamera lomo ini ditemukan tidak sengaja saat Jenderal Igor Petrowitsch Kornitzky membanting sebuah kamera mini buatan jepang yang dia miliki ke meja temannya Michail Panfilowitsch Panfiloff. Panfiloff pun menganalisa kamera tadi, di lihat mulai dari lensanya, sensitivitasnya terhadap cahayundefineda yang begitu tinggi, bahkan sampai ke “casing”nya. Dan Panfiloff yang merupakan pemilik sebuah perusahaan lensa bernama ‘LOMO’ menyadari akan kekuatan dan esens dari produk unik ini. Dia pun akhirnya memutuskan untuk memproduksi masal kamera ini persis sama dengan yang ada di tangannya. Dengan tujuan kamera tersebut dapat menjadi kebanggaan warga Uni Soviet. Maka pada tahun 1982 mereka membuat Lomo Kompakt Automat. Kamera jenis ini lebih dikenal dengan nama Lomo LC-A. Kamera tersebut diproduksi dengan cepat dan terjual habis. Diperkirakan penyebarannya pun sampai Vietnam, Kuba dan Jerman Timur, sampai ke pelesir Laut Hitam. Namun berakhirnya era komunis menyebabkan Lomo mati suri. Pada tahun 1991, dua mahasiswa Vienna, Austria yaitu Matthias Fiegl dan Wolfgang Stranzinger menemukan kembali adanya Lomo LC-A di daratan Praha, Ceko. Kamera Lomo LC-A yang mereka temukan itu betul-betul tak terurus. Kotor dan kusam,dan baterainya harus diimpor dari Asia. Rentang waktu 1992 – 1993, menjadi waktu penting atas kebangkitan Lomografi. Matthias Fiegl dan Wolfgang Stranzinger segera pergi berkeliling dunia. Dengan gigih keduanya mengajak teman, kerabat, bahkan orang yang tak mereka kenal untuk mau mencoba Lomo. Sampai akhirnya, mereka mendirikan klub pencinta Lomo yaitu The Lomographic Society (Lomographische Gesellschaft) di Vienna. Pada 1994, Pameran Lomografi pertama kali di gelar di Moskow, Rusia dan New York, Amerika Serikat.
Perkembangannya
Lomografer adalah sebuah sebutan untuk pengguna kamera Lomo dan juga untuk orang-orang yang menyukai Lomografi. Matthias Fiegl dan Wolfgang Stranzinger merupakan dua mahasiswa Austria yang dengan gigih memperkenalkan dan mengajak kerabat dan bahkan orang yang tak mereka kenal untuk mau mencoba Lomo, sehingga lama-kelamaan semakin banyak orang yang ingin menggunakan kamera Lomo. Sampai akhirnya mereka mendirikan klub pencinta Lomo, The Lomographic Society (Lomographische Gesellschaft) di Vienna. Saat ini, klub tersebut menampung lebih dari 500.000 pengguna setia Lomo, termasuk di Indonesia.
Setelah beberapa pameran Lomo digelar, banyak orang yang semakin tertarik dan ikut menggunakan Lomo. Lomografi pun segera menyebar ke mana-mana. Saat ini, pengguna Lomo dapat ditemukan 60 lokasi dari lima benua dan kini telah terdapat 88 perkumpulan Lomo di seluruh dunia.
Tips menggunakan kamera lomo
1. Take your LOMO everywhere you go.
Bawalah kamera Lomo anda kemanapun anda pergi, karena dimana pun anda dapat menemukan obyek foto yang tak terduga.
2. Use it anytime – day or night.
Pakailah kamera Lomo anda tanpa batas. Pakai kamera Lomo anda baik siang maupun malam, kapan saja di berbagai situasi dan kondisi.
3. Lomography is not an interference in your life, but a part of it.
Jadikanlah Lomografi sebagai bagian dari diri anda dan nikmatilah waktu anda memotret suatu obyek dengan kamera Lomo.
4. Shoot from the hip.
5. Approach the objects of your lomographic desire as close as possible.
Dekati obyek foto anda sedekat mungkin selain karena kamera Lomo umumnya tidak ada zoom, harus ada feel tersendiri antara anda dengan obyek foto.
6. Don’t think.
Jangan berpikir, gunakan hati dan penglihatan anda.
7. Be fast.
Cepat dalam memotret suatu obyek foto, anda tidak perlu banyak berpikir/berteknik.
8. You don’t have to know beforehand what you’ve captured on film.
Anda tidak perlu terlalu memikirkan gambar seperti apa yang akan anda ambil.
9. You don’t have to know afterwards, either.
Anda juga tidak perlu memikirkan bagaimana hasil dari gambar yang telah anda ambil.
10. Don’t worry about the rules.
Jangan khawatir tentang aturan-aturan fotografi dan jangan terlalu memikirkannya saat anda menggunakan kamera Lomo.
Dilihat dari aturannya saja sudah keliatan kalo sebenernya Lomo ini bisa dianggap jadi lifestyle seseorang, dan di harap dari lomografi ini, seni visual dapat bisa lebih di nikmati dengan biaya yang lebih terjangkau dan tensi yang tidak setegang jika kita mendalami photography profesional…

Oleh: Saiful Azhari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar